Jam menunjukkan angka 05.30 pagi di kota Jekardah. Dudu bergegas untuk bangun dan melaksanakan subuh yang tinggal sedikit lagi waktunya habis. Perkenalkan, dudu adalah seorang remaja yang berstatus engineer disebuah perusahaan telekomunikasi di Jakarta. Dudu adalah seorang laki laki yang sangat susah bangun di halaman kampungnya, akan tetapi sangat cepat bangun di kota keras seperti Jakarta. Setelah Dudu melakukan sholat subuh, dia melanjutkan aktivitas rutinnya, yaitu kembali tidur dengan durasi waktu 30 menit pas. Setelah Dudu puas dengan 30 menitnya, dia bangun kembali dan bergegas membuat secangkir kopi di dapur dengan takaran 2 sendok teh gula dan bubuk hitam kopi.
Secangkir kopinya telah dibuat dengan keadaan setengah sadar, sehingga rasanya pun terasa mengejutkan dan membuatnya menjadi sepenuhnya sadar. Dudu tidak terbiasa dengan sarapan menggunakan nasi, akan tetapi dia lebih suka untuk memakan sesobek roti rasa coklat. Dudu pernah mencoba sarapan dengan roti sobek rasa keju, akan tetapi hal ini membuat dia mules-mules setengah mati. Dudu menganalisa bahwa roti sobek keju tidaklah tepat kombinasinya di perutnya, sehingga terjadi konspirasi perut antara kubu keju dan kubu hitam kopi, hasil pertarungan tersebut berimbas pada Dudu yang akhirnya bersemedi di toilet. Pada saat sarapan, Dudu tidak pernah menghabiskan kopinya, dia hanya meminum 3 teguk, selebihnya ditaruh dikulkas untuk dilanjutkan pada malam harinya.
Ritual pagi hari berupa sarapan dengan 3 teguk kopi, 1 sobekan dari sebuah roti dan 1 gelas air putih telah selesai, selanjutnya dudu melakukan quick bath alias mandi bebek atau sering disebut mandi seadanya, yang penting seluruh tubuh sudah terguyur dengan sempurna, ya sekitar 7 ciduk, 3 ciduk diawal lalu interval pemakaian sabun, setelah itu empat sisanya digunakan untuk membasuh sabun dan melakukan finishing mandinya. Setelah mandi, dudu tidak lupa handuk-an dan bersiap dengan baju kemeja andalannya. Baju kemeja Dudu hanya ada tiga, warna navy, biru muda dan putih. Dudu sudah membuat jadwal strategis dalam menggunakan ketiga kemeja tersebut agar tidak terlalu terlihat jika dudu hanya punya 3 kemeja fi kantornya. Baju untuk bermainnya pun hanya ada dua, warna biru dan merah, berbeda dengan nasib dari dompet dudu yang justru jarang ditemukan lembaran berwarna merah dan biru.
Tepat pukul 7 pagi, dudu bergegas untuk berpamitan dan langsung memanggil supir pribadinya dengan menggunakan aplikasi Gojek. Perjalanan bersama supir pribadinya memakan waktu 7 menit untuk tiba di stasiun. Perjalanan dudu ke kantor dilanjutkan menggunakan commuter line atau sering disebut dengan KRL. Dudu adalah pengguna aktif krl, sehingga dia tahu persis jam tiba krl jurusan jakarta kotanya hadir di stasiun daerahnya. Hanya perlu menunggu 7 menit, kereta pun datang. Dan sadar tidak sadar, terdapat tiga buah angka 7 di paragraf ini.
KRL yang digunakan dudu adalah krl jurusan jakarta kota yang berangkat dari cikarang ataupun bekasi. Dudu selalu heran dan bertanya tanya, kenapa orang bekasi ini tak pernah ada habisnya. Dudu selalu menjadi ikan pepes dalam krl menuju ke kantor. Hal itu berimbas pada snack Better dan permen alpenlibe eclairs yg dibawanya peyok dan menjadi hancur nan gepeng. Tips dudu dalam menggunakan krl pada saat rush our adalah, pasrah pada jiwa dan raga.
Dudu selalu menempatkan diri di gerbong 4 dari depan. Dudu adalah orang pengamat, dia dapat menghafal orang orang yang selalu menghuni gerbong 4. Terdapat 5 penghuni tetap yang telah diamati dudu dalam 5 hari berturut turut. Posisinya pun tidak pernah berubah. 5 penghuni itu terdiri dari 2 cowok dan 3 cewek. 2 cowok ini adalah orang yang sudah ada sejak stasiun KB, sedangkan 3 cewek lainnya adalah cewek yang baru masuk ke gerbong di stasiun KL. Karakter tiap harinya pun tak berubah, cowok A adalah org pendiam yang selalu cek twitter menggunakan topi dengan posisi paten di sebelah kanan pintu, cowok B adalah org yang lebih menikmati suara yang keluar dari earphonenya sambil mengangguk angguk, cewek A adalah cewek cantik yang pendiam dan suka untuk melihat pemandangan yang dilewati krl, cewek B adalah cewek yang selalu menonton drakor di hpnya menggunakan earphone, dudu pun sempat heran, ada berapa stok film drakor yang ia punya, dan apa nyamannya nonton film di kereta. Dan yang terakhir, cewek C yang sedikit mirip cewek A, akan tetapi dia lebih fokus dengan chat whatsappnya disambi dengan mendengarkan mp3 melalui earphonenya.
Dudu telah tiba di stasiun dingdong. 60% dari penumpang dikereta turun di dingdong. Di Jakarta, hanya 1% orang yang berjalan santai keluar dari kereta, sisanya adalah atlit pelari professional berskala krl jabodetabek. Semua bergegas untuk melakukan tapping di mesin tiket. Ada beberapa jenis orang krl dalam melakukan tapping kartu. Yang pertama adalah tipe normal, tipe ini adalah tipe yang selalu sukses saat tapping kartu. Yang kedua adalah tipe card holder, yang harus menarik kalung lehernya agar kartunya dekat dengan mesin tapping. Dan yang ketiga adalah tipe ga sabaran, dia adalah orang yang mempunyai masalah di kartunya, kartunya sering kali tidak terdeteksi oleh sistem, tipe normal akan melakukan tapping secara santai tanpa nafsu, tp ada juga yang melakukan tapping dengan nafsu. Iya, dia tapping seperti menabok nyamuk "SPLAK!!", setelah berhasil dengan metode menampar nyamuk, kemudian dia dapat keluar dr stasiun dengan berlagak mendinginkan kartunya dengan cara mengawe awekan kartunya, seakan akan kartu itu abis di bakar, lalu dikipasin biar dingin.
// to be continued
0 coments